Kios Terbakar di Kalibata Berdiri di Lahan Pemprov DKI, Pramono Tunggu Proses Hukum
SATYABERITA — Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung memastikan kios-kios yang terbakar akibat kericuhan pasca pengeroyokan debt collector atau mata elang (matel) di Kalibata, Jakarta Selatan, berdiri di atas lahan milik Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta.
Meski demikian, Pemprov DKI memilih menunggu rampungnya proses hukum sebelum memutuskan langkah lanjutan, termasuk pemberian bantuan kepada pedagang terdampak.
“Memang lokasinya itu lokasi Pemda DKI. Tapi persoalan yang ada di Kalibata kan masih ditangani pihak kepolisian. Ada pedagang, ada mata elang, dan sebagainya,” kata Pramono di kawasan Duren Sawit, Jakarta Timur, Minggu (14/12/2025).
Pramono menegaskan pihaknya tidak ingin mendahului proses hukum yang tengah berjalan. Ia memastikan akan menyampaikan sikap resmi Pemprov DKI setelah seluruh persoalan hukum dinyatakan jelas.
“Kami menunggu sampai kemudian selesai hal yang berkaitan dengan persoalan hukumnya. Nanti pada saatnya akan saya sampaikan setelah ini clear. Saya enggak mau ber-statement sebelum urusannya clear,” ujarnya.
Sebelumnya, kericuhan pecah usai pengeroyokan terhadap dua debt collector di Kalibata. Peristiwa tersebut berujung pada pembakaran sejumlah kios dan kendaraan oleh massa. Berdasarkan data Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Jakarta Selatan, total objek yang terbakar meliputi sembilan kios, enam sepeda motor, dan satu mobil.
“(Objek terbakar) sembilan kios, enam kendaraan roda dua, satu kendaraan roda empat,” kata Kasudin Gulkarmat Jakarta Selatan Asril Rizal, Jumat (12/12/2025).
Kebakaran terjadi di Jalan H. Mahmud Raya Blok Langgar Nomor 1, Duren Tiga, Pancoran, tak jauh dari kawasan Taman Makam Pahlawan Kalibata. Asril menyebut kebakaran diduga dilakukan dengan menggunakan bahan bakar minyak.
“(Dugaan penyebab) pembakaran dengan menggunakan bensin,” ujarnya.
Tidak ada korban jiwa dalam insiden tersebut. Namun, kerugian material akibat kebakaran ditaksir mencapai Rp 273 juta. Saat ini, aparat kepolisian masih mendalami kasus tersebut untuk mengungkap pelaku dan motif di balik kericuhan.
Post Comment