SATYABERITA – Di tengah ketidakpastian ekonomi global, Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, menegaskan pentingnya kemandirian ekonomi sebagai pondasi masa depan bangsa. Dalam sebuah pidato penuh semangat pada acara Sarasehan Ekonomi di Menara Mandiri, Jakarta, kemarin, Prabowo mengajak seluruh elemen bangsa untuk kembali menapaki jalan yang telah digariskan oleh para pendiri negara.
Dalam kesempatan tersebut, Presiden Prabowo membahas dampak kebijakan proteksionis yang diterapkan oleh negara-negara besar terhadap negara berkembang, yang semakin mengguncang stabilitas perekonomian internasional. Menurutnya, Indonesia tidak boleh hanya menjadi penonton dalam dinamika global yang tengah berlangsung.
“Pendiri-pendiri bangsa kita sejak dahulu sudah mengingatkan—dan saya juga sudah bertahun-tahun menyerukan—mari kita bangun ekonomi kita dengan berdiri di atas kaki kita sendiri,” tegas Prabowo dengan penuh keyakinan.
Prabowo menekankan bahwa kemandirian ekonomi bukanlah sekadar impian, melainkan suatu hal yang harus diwujudkan melalui langkah-langkah konkret. Ia mengusung sejumlah strategi utama, seperti swasembada pangan, energi, dan air, serta memperkuat industri nasional. Presiden juga mengingatkan bahwa kebijakan ekonomi ini harus berpihak pada rakyat kecil.
Lebih lanjut, Prabowo menegaskan bahwa visi ekonomi yang ia ajukan tidak sebatas slogan kosong. Ia menyebut bahwa prinsip-prinsip Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 harus menjadi dasar dalam setiap kebijakan ekonomi yang diambil. “Bukan sebagai mantra, bukan sebagai slogan, bukan sebagai moto, tapi sebagai dasar pemikiran,” katanya.
Dalam pidatonya, Presiden Prabowo juga menegaskan komitmennya terhadap ekonomi Pancasila, yang berlandaskan pada kekeluargaan dan keadilan sosial. Ia menolak sistem ekonomi yang memperburuk kesenjangan sosial dan membiarkan rakyat kecil terpinggirkan.
“Tidak boleh ada orang yang lapar di republik yang sudah merdeka 80 tahun. Tidak boleh ada keluarga yang tinggal di bawah jembatan. Ini menusuk rasa keadilan,” ujar Prabowo dengan nada yang penuh emosional.
Pernyataan tersebut memicu diskusi yang hangat di kalangan para pelaku bisnis, ekonom, dan pejabat pemerintah yang hadir pada acara Sarasehan Ekonomi. Peristiwa ini menjadi forum penting untuk merumuskan kebijakan ekonomi yang lebih inklusif, adil, dan berkelanjutan bagi bangsa Indonesia.
Di akhir pidatonya, Presiden Prabowo menambahkan catatan optimisme dengan menegaskan komitmennya untuk mengelola kekayaan alam Indonesia dengan cara yang mandiri dan berkeadilan. “Saya bangga sekarang jadi Presiden Republik Indonesia. Kekayaan kita akan kita kuasai, akan kita kelola untuk sebesar-besarnya kepentingan rakyat,” tuturnya.
Pernyataan ini bukan hanya menjadi seruan politik, namun juga sebuah panggilan untuk seluruh rakyat Indonesia agar mulai membangun dari akar, desa, dan masyarakat, menuju Indonesia yang lebih berdikari dan sejahtera.
Komentar0