TpOlTfrpTSY5BUO8BSd8Tfr0Gi==

Ketatnya Waktu di Bulan Ramadan, Hikmah bagi Kehidupan Sehari-hari

Dalam Al-Qur’an, surat Al-‘Asr menegaskan betapa pentingnya waktu dalam kehidupan manusia. Allah berfirman:
"Demi masa. Sesungguhnya manusia benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran." (QS. Al-‘Asr: 1-3).

Oleh : Sugiyanto SGY Emik

SATYABERITA - Ada keterkaitan penting antara Ramadan dan Surat “Al-Asr,” yaitu, “Iman”. Dalam bulan Ramadan Allah SWT hanya menyerukan kepada oran-orang yang beriman untuk menjalankan Ibadah puasa agar menjadi orang yang bertakwa. Sedangkan orang yang beruntung adalah hanya orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran. 

Ramadan bukan hanya bulan diturunkannya Al-Qur’an, tetapi juga bulan penuh ibadah dan keberkahan. Segala amal kebaikan dilipatgandakan pahalanya oleh Allah. 
Di samping nilai spiritual, Ramadan mengajarkan hikmah pentingnya mengatur waktu dengan baik agar segala ibadah dapat dilakukan dengan maksimal.

Mengatur waktu dengan baik selama Ramadan menjadi kunci keberhasilan dalam menjalani ibadah. Jika tidak mampu memanfaatkan waktu dengan bijak, seseorang bisa kehilangan banyak kesempatan untuk berbuat kebaikan.

Sejak dini hari, umat Islam sudah dituntut untuk bangun antara pukul 03:00 hingga 04:30 untuk makan sahur, sebagaimana Rasulullah bersabda:
"Bersahurlah kalian, karena dalam sahur terdapat keberkahan." (HR. Bukhari dan Muslim).
Kemudian dilanjutkan dengan salat Subuh, zikir, serta membaca Al-Qur’an hingga sekitar pukul 06:00. 

Menjaga kebugaran tubuh dengan olahraga ringan setelah Subuh juga dianjurkan agar tetap sehat selama berpuasa. Setelah itu, waktu pagi digunakan untuk bersiap menjalankan aktivitas harian, baik bekerja, belajar, atau kegiatan produktif lainnya.

Mayoritas orang bekerja dari pukul 08:00 hingga 15:00 atau 16:00. Setelah itu, mereka bersiap untuk berbuka puasa pada pukul 18:00, sebagaimana Rasulullah menganjurkan untuk tidak menunda berbuka:
"Manusia akan selalu berada dalam kebaikan selama mereka menyegerakan berbuka." (HR. Bukhari dan Muslim).

Setelah berbuka, salat Maghrib dilakukan hingga pukul 18:30, kemudian dilanjutkan dengan istirahat sejenak sebelum bersiap melaksanakan salat Isya dan Tarawih dari pukul 19:00 hingga 20:30.

Setelah Tarawih, ada waktu luang sekitar 30 menit yang bisa digunakan untuk membaca Al-Qur’an atau beristirahat sebelum tidur. Tidur lebih awal sekitar pukul 21:30 memungkinkan seseorang untuk bangun lebih pagi guna melaksanakan salat Tahajud pada pukul 02:30, seperti yang dianjurkan dalam hadis:
"Salat yang paling utama setelah salat wajib adalah salat malam." (HR. Muslim). Kemudian, sahur kembali dilakukan sebelum memulai hari yang baru.

Dari rutinitas ini, kita belajar bahwa Ramadan mendidik kita untuk disiplin dalam mengatur waktu. Jika seseorang gagal mengelola waktunya, maka ibadahnya bisa terganggu. Hikmah lainnya adalah pentingnya menerapkan kebiasaan manajemen waktu ini di luar bulan Ramadan.

Jika kita bisa mengatur waktu di bulan Ramadan dengan baik, maka kita juga bisa menerapkannya di bulan-bulan lainnya. Dengan begitu, kita termasuk orang-orang yang beruntung, sebagaimana Rasulullah bersabda:
"Dua nikmat yang sering dilalaikan oleh manusia adalah kesehatan dan waktu luang." (HR. Bukhari).

Sebagai penutup, saya ingin menyampaikan bahwa karena ketatnya waktu di bulan Ramadan ini, saya sampai tidak sempat menulis artikel tentang isu-isu internasional, nasional, maupun perkembangan di Jakarta. Namun, karena persoalan waktu saya anggap sangat urgen, akhirnya saya memutuskan untuk menulis artikel ini. Semoga kita semua termasuk hamba-hamba Allah yang mampu memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya, tidak hanya di bulan Ramadan, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Jakarta, Jumat, 14 Maret 2025


Komentar0

Type above and press Enter to search.