SATYABERITA - Perjanjian gencatan senjata yang dilakukan antara Hamas dan Israel telah menjadi sorotan dunia, meski belum secara resmi diberlakukan.
Perdana Menteri Qatar, Sheikh Mohammed bin Abdul Rahman Al Thani, mengungkapkan bahwa perjanjian ini akan mulai berlaku pada hari Minggu mendatang, setelah disetujui oleh kabinet Israel.
Sementara itu, Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, menyatakan bahwa Amerika Serikat akan mulai meningkatkan bantuan kemanusiaan untuk warga sipil Palestina yang terdampak, serta berupaya untuk menyatukan kembali para sandera dengan keluarga mereka.
Berita ini disambut dengan gembira oleh banyak keluarga warga Palestina serta para sandera Israel yang akhirnya bisa bertemu kembali dengan orang-orang terkasih.
Namun, sejumlah pihak mengingatkan bahwa meskipun gencatan senjata tercapai, potensi berlanjutnya konflik masih ada.
Khalil al-Hayya, pejabat tinggi Hamas dan kepala delegasi dalam negosiasi gencatan senjata, menyampaikan pidato penuh penghormatan atas perjuangan rakyat Palestina.
Dalam pidatonya, al-Hayya memuji keteguhan dan pengorbanan rakyat Gaza serta pejuang Hamas yang telah berjuang dengan semangat dan keberanian yang luar biasa.
Ia juga menegaskan bahwa perlawanan terhadap Israel akan terus berlanjut dan menyerukan solidaritas kepada negara-negara yang mendukung perjuangan Palestina, seperti Afrika Selatan, Turki, Aljazair, Rusia, China, Malaysia, dan Indonesia.
Al-Hayya menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung rakyat Palestina dan menegaskan bahwa Gaza akan dibangun kembali setelah kerusakan yang terjadi.
Ia juga menegaskan bahwa perjuangan untuk membebaskan Al-Quds (Yerusalem) dan Al-Aqsa dari pendudukan Israel akan terus berlanjut hingga tercapainya kemerdekaan Palestina.
Sementara itu, dunia internasional terus memantau perkembangan lebih lanjut, dengan banyak negara berharap agar gencatan senjata ini dapat mengarah pada perdamaian yang lebih langgeng di kawasan tersebut.
Komentar0