SATYABERITA - Terpilih menjadi Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung berkomitmen untuk mengembalikan wajah asli Jakarta yang sempat terlupakan sebagai kota dengan nuansa Betawi yang kental.
Menurutnya, perubahan wajah Jakarta sangat penting untuk memperkuat identitas budaya lokal yang selama ini terpinggirkan, terutama setelah Jakarta menjadi ibu kota negara.
Dalam wawancaranya dengan Q&A Metro TV, Selasa (17/12/2024), Pramono menyatakan bahwa dengan diberlakukannya Undang-Undang No. 2 Tahun 2024, Jakarta yang sebelumnya hanya dikenal sebagai ibu kota, kini bertransformasi menjadi Kota Global.
Jakarta akan menjadi pusat perekonomian dan kebudayaan yang semakin mendunia. Namun, ia menegaskan, perubahan tersebut tidak akan menghilangkan akar budaya Betawi.
"Jakarta harus tetap mencerminkan identitas asli Betawi. Selama ini, karena Jakarta menjadi ibu kota, wajah Betawi agak hilang. Sekarang, Jakarta akan kembali mengusung wajah Betawi yang sudah lama dirindukan," ujar Pramono.
Salah satu langkah konkret yang akan dilakukan Pramono untuk memperkenalkan kembali budaya Betawi adalah melalui upaya mempopulerkan kembali bir pletok, minuman khas Betawi.
Menurutnya, bir pletok akan menjadi sajian khas yang akan disajikan bagi setiap tamu yang datang ke rumahnya.
"Kalau saya jadi Gubernur, kalau kalian datang ke tempat saya, pagi-pagi nggak lagi saya kasih teh atau kopi, pasti bir pletok,"kata Pramono dengan semangat.
Bir pletok sendiri adalah minuman penghangat khas Betawi yang terbuat dari jahe dan secang. Dengan cita rasa yang khas, bir pletok tidak hanya memiliki manfaat kesehatan tetapi juga menjadi simbol dari kekayaan budaya Betawi.
Pramono berjanji untuk menjalankan kebijakan yang mendukung kebangkitan kembali budaya Betawi di Jakarta, yang akan terwujud melalui perubahan dalam berbagai aspek kehidupan kota, dari kuliner hingga gaya hidup masyarakat.
“Itulah yang akan mengubah wajah Betawi. Undang-Undangnya sudah jalan, begitu saya menjabat saya akan menjalankan itu,” tutupnya.
Langkah ini diharapkan tidak hanya mengembalikan kebanggaan terhadap warisan budaya Betawi, tetapi juga menjadi daya tarik tersendiri bagi warga Jakarta dan wisatawan yang ingin merasakan atmosfer Jakarta yang lebih otentik. (pot)
Komentar0