SATYABERITA - Seiring berjalannya waktu, otak manusia mengalami penurunan kemampuan. Namun, sebuah metode relaksasi yang dikenal sebagai meditasi transendental (MT) terbukti dapat membantu meningkatkan fungsi otak, bahkan bagi mereka yang telah memasuki usia di atas 20 tahun.
Temuan ini disampaikan oleh Dr. Fred Travis, Ph.D., Direktur Pusat Pengembangan Otak dari Maharishi International University, Amerika Serikat, dalam seminar di Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada (UGM) Jogjakarta.
Dalam seminar bertajuk “Myths to Science: Brain, Transcendental Meditation, Shamanism, and Integral Transpersonal Hypnosis,” Fred mengungkapkan bahwa meditasi dan hipnosis merupakan dua metode efektif dalam mengelola diri, khususnya dalam mengatasi kecemasan dan stres.
Dr. Fred Travis, yang telah lama melakukan penelitian tentang respons otak terhadap meditasi dan hipnosis, menjelaskan bahwa meditasi dapat membantu menanggulangi gangguan kecemasan yang dialami seseorang. Ia menggambarkan diri manusia seperti segelas air yang memantulkan cahaya matahari.
“Cahaya matahari berdiri sendiri, namun terkadang pantulan cahaya tersebut dipengaruhi oleh gelas air. Begitu pula dengan diri kita, kita memiliki jati diri sendiri, namun lingkungan dan faktor eksternal dapat membentuk karakter kita,” ujarnya.
Fred menjelaskan bahwa manusia sangat adaptif dan reflektif terhadap lingkungannya, yang membuatnya rentan terhadap stres dan gangguan psikologis. Seiring bertambahnya usia, kemampuan otak manusia pun mengalami penurunan.
Pada 20 tahun pertama kehidupan, perubahan otak terjadi dengan drastis, khususnya pada usia 10 hingga 18 tahun, di mana otak mulai kehilangan konektivitas antar sel. Hal ini dibuktikan dengan temuan bahwa anak-anak memiliki lebih banyak koneksi sel otak dibandingkan orang dewasa.
“Anak memiliki kemampuan beradaptasi dengan lingkungan, dan proses adaptasi tersebut menyebabkan koneksi antar sel otak putus ketika tidak digunakan,” jelasnya.
Namun, yang menarik adalah temuan terkait meditasi transendental. Menurut Fred, meditasi ini terbukti dapat meningkatkan fungsi otak meski seseorang telah melewati usia 20 tahun. Bahkan, efek meditasi tidak bergantung pada lamanya seseorang bermeditasi.
“Saya meneliti pola aktivitas otak dari seseorang yang bermeditasi selama beberapa bulan dan yang sudah bermeditasi puluhan tahun. Hasilnya mengejutkan karena tidak ada perbedaan signifikan di antara keduanya,” ujarnya.
Fred juga menambahkan bahwa biasanya fungsi kognitif otak diharapkan lebih baik dengan meditasi yang lebih lama. Namun, hasil penelitiannya justru menunjukkan bahwa seseorang tidak memerlukan waktu lama dalam bermeditasi untuk merasakan peningkatan fungsi otak.
“Penemuan ini membuka peluang baru dalam metode pengelolaan mental diri yang lebih efektif,” katanya.
Temuan ini memberikan harapan baru dalam upaya menjaga dan meningkatkan kesehatan otak, bahkan di usia yang lebih dewasa.
Meditasi transendental kini semakin dipertimbangkan sebagai salah satu cara yang efektif untuk mengatasi stres, meningkatkan daya ingat, dan melindungi fungsi otak di tengah kehidupan yang penuh tekanan.
Komentar0