SATYABERITA - Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta, Khoirudin memastikan akan melakukan evaluasi atas kegagalan DKI Jakarta menjadi Juara Umum PON XXI Aceh- Sumut 2024.
Khoirudin mengatakan, evaluasi akan dilakukan secara komprehensif untuk mengetahui letak kekurangan agar bisa diperbaiki lagi ke depan.
"Yang jelas semuanya kita evaluasi, soal hasil evaluasi nanti akan kita rapatkan tindak lanjutnya, rekomendasinya," katanya.
Sementara menanggapi adanya usulan Ketua KONI DKI Jakarta agar secara ksatria mengundurkan diri sebagai bentuk pertanggungjawaban juga menjadi bagian dari evaluasi.
"Tetap kita tunggu hasil evaluasi. Kalau memang memungkinkan harus bertanggungjawab dan harus mundur, ya harus diikuti. Semua tetap berdasarkan hasil evaluasi," ujar anggota fraksi PKS ini.
Khoirudin berharap, melalui evaluasi yang dilakukan akan mendapatkan solusi-solusi terbaik agar dalam penyelenggaraan PON XXII, DKI Jakarta bisa menjadi juara umum.
"Kita akan lakukan perbaikan-perbaikan dengan harapan saat PON XXII di NTT dan NTB, DKI Jakarta bisa menjadi juara umum," jelasnya.
Menurutnya,, raihan sebagai runner up PON XXI adalah buah dari hasil kerja keras bersama seluruh yang terlibat. Bukan hanya atlet, tapi juga para ofisial, termasuk KONI DKI Jakarta.
"Saya apresiasi kerja KONI dan hasilnya seperti yang sudah kita ketahui bersama Juara 2 belum bisa berhasil menjadi Juara Umum," pungkasnya.
PON XXI Aceh-Sumut 2024 sudah berakhir pada Jumat, 20 September 2024. Kontingen Jawa Barat menjadi juara umum untuk ketiga kalinya secara beruntun.
Jabar merajai klasemen perolehan medali PON 2024 dengan total 540 medali, yang terdiri dari 195 emas, 163 perak, dan 182 perunggu. Sedangkan posisi kedua, ditempati kontingen DII Jakarta dengan raihan 184 emas, 150 perak, dan 145 perunggu.
Kegagalan DKI Jakarta di PON XXI ini memperpanjang puasa gelar juara umum yang kali terakhir diraih tahun 2012 saat PON XVIII di Provinsi Riau.
Untuk diketahui, dalam menghadapi PON 2024, KONI DKI Jakarta mendapatkan sekitar Rp 286 miliar yang digunakan untuk meningkatkan prestasi 1.500 lebih atlet dan pelatih.
Nilai itu memang lebih kecil dibanding PON 2021 lalu di Papua yang bisa mendapatkan anggaran mencapai Rp 411 miliar untuk sekitar 900 atlet dan pelatih.
Sementara itu, PON 2024 DKI Jakarta menurunkan kekuatan 1.046 atlet, dengan rincian 489 atlet bertanding di Aceh 489 dan 557 lainnya di Sumut.
Dalam mengikuti ajang PON tahun ini, Kontingen DKI Jakarta mengusung jargon "Jakarta Datang, Jakarta Menang". Target juara umum dicanangkan karena DKI Jakarta terakhir kali meraihnya pada PON 2012. (pot)
Komentar0