SATYABERITA - Anggota DPRD DKI Jakarta fraksi PKS Muhammad Thamrin mengusulkan agar DPRD DKI Jakarta memanggil pengurus KONI DKI serta atlet yang berlaga di PON XXI Aceh-Sumut.
Pemanggilan tersebut dimaksudkan untuk mengetahui penyebab kegagalan kontingen DKI meraih juara umum.
"Saya rasa perlu juga kita lakukan dengar pendapat. Pengurus KONI, pengurus cabang olahraga termasuk atletnya, nanti kita tanyakan kenapa prestasinya bisa hasilnya seperti itu," kata Thamrin, di Jakarta.
Menurutnya, KONI DKI harus secara terbuka menjelaskan faktor gagal raih juara umum, sebab selama ini anggaran yang diterima KONI untuk pembinaan cukup besar.
"Kita juga akan mempertanyakan penggunaan anggaran. Sejauh mana anggaran itu digunakan untuk pembinaan atlet. Soalnya anggaran untuk KONI lumayan besar," pungkasnya.
Pengurus KONI DKI diminta mundur
Pada bagian lain, Pembina KONI DKI Jakarta, Didi O Affandi, mendesak Ketua Umum KONI Jakarta Hidayat Humaid mundur dari jabatannya.
Didi menilai, Hidayat tidak serius dalam melakukan persiapan menghadapi PON, padahal untuk menghadapi pesta olahraga terbesar di tanah air itu diperlukan pembinaan lebih maksimal.
“Suruh mundur saja, perolehan medali oleh kontingen Jakarta pada PON XXI Aceh-Sumut tidak sesuai dengan ekpektasi yang diharapkan," kata Pembina KONI DKI Jakarta, Didi O Affandi, Selasa (24/9/2024).
Menurut Didi dana hibah KONI saat ini lumayan besar yang seharusnya bisa menghasilkan atlet berprestasi.
"Apalagi KONI Jakarta mendapatkan hibah APBD DKI cukup besar yang seharusnya bisa digunakan untuk membina atlet hingga bisa berprestasi dengan baik. Setidaknya 65 persen dana hibah digunakan untuk pembinaan sejak periode Hidayat dan timnya itu,” ujarnya.
“Sebaiknya dibuka data hasil monitoring dan evaluasi setiap cabor. Itu kan bisa dilihat, mana atlet yang memenuhi kualifikasi dan mana yang tidak. Mana cabor yang berpotensi mendulang emas, mana yang tidak. Kalau itu dibuka transparan, tidak perlu janji-jani juara umum,” pungkasnya.
Untuk diketahui, dalam menghadapi PON 2024, KONI DKI Jakarta mendapatkan sekitar Rp 286 miliar yang digunakan untuk meningkatkan prestasi 1.500 lebih atlet dan pelatih.
Nilai itu memang lebih kecil dibanding PON 2021 lalu di Papua yang bisa mendapatkan anggaran mencapai Rp 411 miliar untuk sekitar 900 atlet dan pelatih.
Sementara itu, PON 2024 DKI Jakarta menurunkan kekuatan 1.046 atlet, dengan rincian 489 atlet bertanding di Aceh 489 dan 557 lainnya di Sumut.
Dalam mengikuti ajang PON tahun ini, Kontingen DKI Jakarta mengusung jargon "Jakarta Datang, Jakarta Menang". Target juara umum dicanangkan karena DKI Jakarta terakhir kali meraihnya pada PON 2012. (pot)
Komentar0